Jakarta, IDN Times - Melakukan ekspor bukan suatu hal yang mudah, apalagi di Indonesia. Hingga kini, Indonesia terus mengalami defisit neraca perdagangan akibat tingginya data impor daripada ekspor.
Berdasarkan data BPS Januari 2020 defisit neraca dagang mencapai US$864 juta, lebih tinggi daripada realisasi defisit Desember 2019 yakni sebesar US$28,2 juta. Defisit terjadi akibat angka ekspor lebih rendah sepanjang Januari yakni sebesar US$13,41 miliar, sementara nilai impor sebesar US$14,28 miliar.
Sulitnya ekspor di negeri inilah yang mendorong Julio (24) mendirikan Piniship, sebuah bisnis logistik yang memanfaatkan kargo kapal untuk mendukung kegiatan ekspor Indonesia.
Saat mendirikan bisnis tersebut tiga tahun lalu, usia Julio masih sangat muda. Masih segar dalam ingatan, kala itu usianya baru 21 tahun.
Nah, untuk mengenal lebih jauh seperti apa perjalanan bisnis Piniship, simak wawancara khusus IDN Times bersama CEO Piniship berikut ini.
1. Bisa dijelaskan seperti apa sih bisnis Piniship ini?
Piniship itu kita bergerak di logistik, spesialisasinya kita main di kontainer jadi semua logistik laut itu jagoan kita. Nah, kita memang bikin Piniship ini dengan teknologi artinya kita bilang kita startup di bidang logistik.
Kalau orang bilang logistik identik dengan ekspor- impor, kalau kita gak main impor, saya sebagai founder punya idealis untuk meningkatkan ekspor daripada impor.
Sebenarnya kita fokus kepada UMKM-UMKM yang mau ekspor barangnya dan kita menjalin kerja sama dengan korporat-korporat untuk bisa ekspor mereka menggunakan platform, kalau dulu harus calling sana-sini mereka (UMKM) sekarang gak perlu. Jadi kita ini kaya Traveloka-nya lah, kayak logistik laut.
Baca Juga: Ancaman Omnibus Law, Nasib Pekerja Startup di Tangan DPR
2. Boleh sharing bagaimana perjuangan awal membangun bisnis ini?
Kalau itu panjang sebenarnya, bisa berhari-hari. Awalnya aku eksportir, kenapa aku bisa ekspor? Awalnya aku ke pasar, setiap pagi pakai mobil papaku. Waktu itu aku sering mencari tempurung kelapa, kan banyak santan pakai tempurung-tempurung, aku beli terus aku bakar sendiri, aku jual ke restoran yang butuh untuk bakar ikan, ayam segala macam. Mulai dari situ barangnya aku kembangin jadi braket. Kalau kamu tahu sisa, itu kan ada braket di atasnya yang di bakar, itu aku ekspor gitu. Nah, aku ekspor itu udah 5 tahun lalu, ternyata responsnya bagus.
Terus kita ada ekspor 1 bulan ada 5 kontainer sampai 6 kontainer sebenarnya awal mulanya dari situ. Ih ribet ya ternyata ngurus kontainer untuk ekspor, bagaimana Indonesia mau maju? Pantas aja defisit impornya banyak, ekspornya sulit.
That's why aku membangun bisnis itu, karena aku bisa dibilang masih tergolong muda, seharusnya anak muda ini mengubah sesuatu.
3. Modal awal membangun Piniship bagaimana? Kamu kan tergolong masih muda banget waktu itu
Modal sendiri. Sebelumnya kan aku ada usaha ekspor ini, harusnya saat itu bisa aku tabung atau aku alokasikan untuk kebutuhan masa muda, misalnya anak muda lah ya pengen beli mobil atau beli itu, tapi hari itu aku alokasikan untuk bangun Piniship. Modalnya memang terbatas tapi dibuat semaksimal mungkin.
4. Kalau kamu melihat di dalam perusahaan apa yang harus dilakukan do and don't?
Biasanya yang aku terapkan untuk tim internal lebih kepada integritas ketika mereka memegang pekerjaannya masing-masing.
Integritas yang aku maksud dilihat atau gak dilihat orang terap kerjakan yang terbaik. Jangan pas ada bosnya dia kerja, gak ada bos dia main-main.
Mereka harus mengerti posisi dan porsinya masing-masing, ketika mereka sudah pegang itu masing-masing tim akan jalan dengan efisien. Jadi gak ada overlapping antara satu orang dan orang lain.
Cari visi yang sama, yang kedua lebih kepada pembagian porsi masing-masing. Aku gak mau ngerjain project sampai overlapping. Misal aku mengerjakan A dia juga ke A, jadi gak ada yang kerja di B.
5. Berapa banyak yang bisa diekspor per bulan?
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Sekarang kita 300-500 harusnya di tahun ini 2.000. Ekspektasi pemerintah ekspor naik di tahun 2020, Piniship sudah prediksi bisa naik ke 2.000 kontainer per bulan. Tapi ternyata ada COVID-19, jadi kita berusaha maintain yang sudah ada saja.
Piniship ini kan logistik laut yang gak impor, tapi kita ekspor dan kita domestik. Kalau aku melihat peluang di Indonesia besar, kan sebagai negara maritim di dunia satu-satunya, negara yang punya 17.000 pulau dan harus di-connecting dengan logistik laut, jadi kita berfokus ke sana.
Kita juga satu-satunya perusahaan yang kerja sama dengan official bersama Kementerian Perhubungan untuk megang mega project Pak Jokowi, program tol laut. Itu satu-satunya kita yang pegang.
6. Bukannya waktu itu Prahu Hub juga ikut presentasi project?
Iya mereka mundur.
Baca Juga: Ini Profil 7 Startup Mitra Kartu Prakerja yang Bisa Kamu Akses Online
7. Pengaruh pandemik COVID-19 ke bisnis logistik seperti Piniship seperti apa?
Wah, ini krisis panjang untuk beberapa startup untuk logistik. Contoh saat ada PSBB itu cukup merugikan di sisi logistik. Ekspor dan impor kalau kita bicara supply chain akan ter-gap, kalau kita ambil porsi di tengah-tengahnya akan mampet percuma juga gak jalan.
Misalnya sekarang WFH, nah yang pabrik gimana? Pabrik kan berarti sudah banyak yang merumahkan karyawannya dan kerjanya digilir, artinya production mereka akan slowing down. Ketika production mereka slowing down barang-barang yang dikirim akan menurun untuk ekspor, sehingga semuanya akan dialokasikan untuk asumsi lokal.
Sementara, kalau mereka ekspor ke negara-negara Asia lock down semua. Kalau dibilang efek, efek banget sih. Tapi kita sudah punya perhitungan sebelum kejadian ini.
8. Kalau Piniship ekspornya ke mana?
Ekspor kita di Asia seperti Jepang, Tiongkok, Korea. Kita juga main ke middle east dan Eropa Timur.
9. Jadi sekarang strategi bisnis bagaimana dengan adanya virus corona ini, kan ekspor terhambat?
Ini mampet semua, karena gini contoh barang-barang yang diekspor ke costumer Piniship biasanya ring ekspor mereka impor dulu ke Tiongkok terus created di sini terus mereka ekspor lagi ke negara-negara Filipina, Thailand, sekarang impornya aja susah. Kita jadi mampet kiri kanan.
Ini pemerintah kalau gak selesai begini bisa-bisa krisis sosial dan politik, kalau uda krisis semuanya bisa kerusuhan.
Kita mulai agak sedikit effort sih dalam artian dalam business model yang dulu kita kerjanya ekspor, sekarang kita membantu pemerintah untuk impor alat-alat kesehatan. Contohnya kemarin tahu gak yang Gojek impor 5 juta masker? Itu kerjaan kita, door to door kita yang ngerjain sampai ke gudang Gojek.
Jadi sekarang karena kita tahu kondisi kacau dan slowing down, kita gunakan kemampuan dan koneksi kita untuk membantu pemerintah.
10. Ada rencana keluar dari startup dengan kondisi seperti ini?
Kalau aku sekarang begini dibilang keluar atau gak, dalam artian mungkin aku gak keluar kalau kita asumsikan startup bisa membantu hidup banyak orang dengan teknologi kan. Istilah startup kan gitu, perusahaan rintisan yang ada teknologi yang bisa bantu banyak orang. Kalau memang saat ini yang aku kerjakan kayak gitu aku gak mau keluar, karena logistik yang aku kerjakan bukan make profit doang tapi mudah-mudahan bantu hidup banyak orang.
Contoh kita satu-satunya startup yang membantu program tol laut menghubungkan lebih dari 2 ribu pelabuhan di Indonesia. Kalau kamu aku kasi tahu gambaran apa saja pelabuhannya kamu akan kaget. Contoh di Saumlaki (Ambon), Sangihe (Sulawesi Utara) tol laut. Kalau ditanya kok ada rute ke sana? karena ada orang di sana mereka butuh makan, mereka butuh bahan pokok dari Jawa.
11. Terakhir, apa sih tip memulai usaha untuk milennial?
Banyak mereka yang menganggap di startup sepertinya gampang segala macam. Buat aku gini, kalau teman-teman yang masih pekerja jadi employee tetap fokus di sana, jangan tiba-tiba keluar terus bangun usaha, karena bangun usaha gak segampang yang dipikirin dan yang kedua banyak waktu dan uang yang dikorbankan.
Saran aku buat teman-teman harus pindah jadi self employee dulu, misalnya dia punya kemampuan masak, ya kalau pulang kerja open catering aja, misal setiap pagi bikin catering antar ke teman-teman kantor. Sampai nanti dirasa bisa mengimbangi atau bisa melebihi penghasilan pokok ya sudah monggo pindah, baru hiring karyawan, ciptakan sistem, baru ujungnya bisa punya usaha. Jadi bukan putus tiba-tiba harus pindah.
Baca Juga: Startup Kargo Raih Suntikan Modal Seri A Rp504 Miliar
"startup" - Google Berita
April 26, 2020 at 07:44PM
https://ift.tt/356PSN6
[WANSUS] Di Usia 24 Tahun, Julio Sukses Bangun Startup Ekspor Piniship - IDN Times
"startup" - Google Berita
https://ift.tt/35lxI8H
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
No comments:
Post a Comment